Balita in The Family

Aku dan Na sempat membahas balita-balita dalam lingkungan keluarga yang meningkat jumlahnya belakangan ini, which is nice, karena jadi banyak mainan. Mulai dari yang paling dekat, keponakanku, sepupu Na, Jay and his bro, Russ.

Jay yang ABC ( American Born Chinese ), jadi numpang lahir dan numpang tumbuh setahun di sono karena Ron ambil S2. Biar cuma numpang lahir, selera makannya bule abis, makan apapun cocolannya Mayo, flavor favenya Cheese, vegie favenya Broccoli. Yang seru waktu membahas ke “cepawo” an nya*. Very neat, bersih, penampilan selalu rapi dan matching ( sebagai gambaran, kalau nuansa kemeja atau shirtnya orange, underwearnya (baca kolor) harus yang orange. Kalau sekeluarga pergi bareng, keempat anggota keluarga ini berpakaian “senada” maksudnya bapak, ibu dan 2 balitanya pakaiannya sama, misal jeans dan atasan putih geto.

Yang lucu, Jay sempat punya masalah di Kelompok Bermain ga bisa nulis dan bikin anak ini stress ga pengen sekolah. Keadaan berubah setelah disadari ternyata anak ini left handed, dan waktu dibiarkan nulis pakai tangan kiri, semuanya berjalan lancar sampai semangat sekolah lagi! Ini bisa jadi masukan buat Komnas Anak, harus ada klausul membebaskan anak memakai anggota tubuh yang manapun untuk proses belajar mengajar di sekolah. Satu hal lagi, Jay fasih Bahasa Indonesia secara dia sekolah di sekolah regular tapi kalau dalam keadaan emosionil (excited, marah) nyerocosnya in English with good pronunciation ?!?

Russ? Tampilannya sangar seperti figur stiker “bad boy” gempal, bentuk raut muka yang square, rambut berdiri, mata yang tajam kritis. Tapi begitu bersuara, sangat ramah, humble dan gampang nangis kalau jatuh atau terbentur. Sudah bisa lari dan paling suka jalan ngebut tapi belum ahli menggunakan mekanisme berhenti…nah lo.

Lalu dua lagi itu sepupu jauh Na, Nick dan Christ, keduanya “banci kamera” dari bayi sudah jadi cover majalah, model majalah sampai model iklan komersial. Aku rasa bukan karena faktor mixed nya tapi memang anak-anak ini punya talenta dan fotogenic. Nicholas setiap ada camera siap jepret otomatis freeze dalam pose (setiap pose dia ga ada yang norak atau basi semacam dua telunjuk dipipi atau tangan dipinggang, ga ada yang kaya gitu, semua natural) bahkan saat kita diam-diam menyelinap masih tetap ketahuan, dia punya sensor camera kali. Yang lebih istimewa lagi, bibir bawah yang dalam keadaan biasa kelihatan jatuh kebawah tapi kalau difoto jadi bagus banget….gimana bisa ya????

Makanan kesukaannya sup kembang tahu, kacang merah dan empal/gepuk Bandung Ny.Yong. Linda sangat bingung waktu harus balik ke Kansas karena Andree harus pendidikan lagi. Gimana bisa hayo anak yang separoh bule tapi lidah melayu harus pulang kampung dan gimana caranya nyari Gepuk Bandung di Kansas?

Christ

Christ

Christ yang lebih adorable, senyum terus dan very charming bahkan pada saat baru dipaksa bangun (kebanyakan balita pasti akan moody).

Yang cewe cuma Emma and her new born sister, sepupu jauh juga, anak Lia. Yang ini cabe rawit, kecil tapi ga bisa diam dan sangat adventurous and brave. Ga ada yang berani cari gara-gara sama Coockie (coco spaniel yang jayus di rumah neneknya) selain Emma, walau setiap kali digigit p*nt**nya selalu lapor sembari bilang “akit..akit” tapi selang beberapa saat akan balik ngusilin Coockie.

Sebenarnya kami semua menikmati “penderitaan” Coockie yang jadi bahan usilan Emma, secara semua sebal dengan jaim dan starcholicnya si coco spaniel…hmm…

Emma’s new born sister? belum bisa dibahas deh, baru sebulan lebih.

Sampai di sini kami baru menyadari kalau kami kurang kenal dengan 2 cowo anak Julie, sehingga ga tau apa yang harus diceritakan tentang mereka.

Hmmnn…berarti masih ada 2 lagi yang bisa diusilin.

[*Cepawo] : Istilah ini keluar setelah anak-anak habis ketemu dengan Brian whatsoever yang kedua kalinya di Asia Expo HKG, setelah yang pertama di Shatin “judge dressing room” yang penuh ketegangan itu ha..ha..ha. Di Asia Expo, dia yang guide kita dari performace hall sesudah tampil, all the way ke tempat parkir di West Gate. Dia baik dan perhatian banget sampai ngeribetin, karena dia ga kasih kita naik ke bis kita sampai dia yakin kalau bis itu aman, dapat dipercaya dan akan mengantar kita ke akomodasi dengan selamat..wah… Masalahnya kita semua sudah capai dan pengen buru-buru pulang ke hotel untuk packing dan berangkat pagi-pagi sekali ( jam 4 subuh !!), sedangkan proses verifikasinya makan waktu banget dan bolak balik menghubungi koordinatornya via HT. Duh Brian Thanks banget tapi you ga tau kita sudah jadi “preman Hong Kong” dan sudah survive keluyuran kepelosok pelosok Hong Kong bermodalkan bahasa “Yamko Rambe Yamko Aronawa Kombe”nya Lewi.

Nah akan sulit untuk mendeskripsikan arti “cepawo” ini tanpa menggambarkan sosok Brian whatsoever ini. Karena kata ini memang di create untuk sosok semacam Brian ini.

Brian, cakep menurut kebanyakan remaja ( sampai anak Singapore pake minta foto bareng dan tukaran email addrs dengan dia, thanks God, anak-anak kita terlalu gengsi untuk minta foto bareng, biarpun keblenger habis tapi jaga image itu penting!). Neat, decent, well-mannered, soft spoken dan yang menonjol adalah rambut, pakaian dan segalanya terawat rapi.

Singkat kata, metrosexual ala aktor Korea.

And from now on, Jay ada dalam list doa Na. Supaya dia cuma cepawo sampai umur 8 tahun aja ( kan lucu ) tapi jangan keterusan sampai dewasa…karena bikin Na ill feel. Hoho..ternyata cepawo bukan selera Na (mine neither)