Life

“We seem to have reached the age where life stops giving us things and starts taking them away”

I read this line sometimes ago but I can’t recall where and when…

I don’t know why but I got the feeling this is happening to me.

Reuni

Getting old is a mandatory

Growing up is an option

Reuni kadang kala dapat menjadi cerminan seberapa jauh kita berubah.

Kenyataannya jarang sekali kita berubah. Terlepas dari jumlah tahun yang sudah lewat, pada saat berkumpul dengan teman SMA, secara tidak sadar kita akan kembali ketingkah polah pergaulan kita semasa SMA.

Reuni 26 Maret 2009.

Ternyata semua menunggu hari H ini…. yang dari Palembang, Jambi, Bandung dan Jakarta akhirnya berkumpul 40 an old crack dalam reuni kecil-kecilan yang digalang lewat milis.

Ternyata semua masih gila! and fun!

Yang lebih gila lagi, udah hari gene yang tinggal hitungan hari ke election day masih ada caleg yang ninggalin konstituennya di daerah cuma untuk hadir dalam acara reuni ini. David, berpendapat kalau reuni ini “must do activity” untuk melepas stress menghadapi getir dunia politik.

Waktu yang tersedia dari pukul 11 hingga 15 terasa singkat. Reuni akbar di bulan Juli akan digelar lagi…until then…. keep in touch via milis!!!

Kala Allah Tak Terpahami

Menapaki Hari Bersama Allah

Menapaki Hari Bersama Allah

Kala Allah Tak Terpahami, itu judul bab 3 yang aku baca dari buku “Menapaki Hari Bersama Allah” yang merupakan kumpulan khotbah Pdt Yohan Candawasa.

“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereke-rekakannya untuk kebaikan.” Ucapan ini ditujukan Yusuf kepada saudara-saudaranya sendiri seperti tertulis pada Kejadian 50:20

Apa yang telah dialami oleh Yusuf bukan hal yang sepele, ia dipukuli, dibuang ke sumur kemudian dijual sebagai budak dan dibawa kenegeri asing. Yang lebih menyakitkan, semua itu dilakukan oleh saudara-saudaranya sendiri. Seperti belum habis penderitaan yang harus dialaminya, ia pun difitnah oleh Istri Potifar yang mengakibatkan ia berakhir dipenjara.

Tetapi melalui tindakan jahat saudara-saudaranya, Allah menggenapi janjinya, membuat Yusuf menjadi orang yang sangat berpengaruh yang kemudian memiliki kapasitas untuk menolong keluarga dan bahkan bangsanya.

Ketika Tuhan merencanakan yang baik, Ia tidak membebaskan Yusuf dari kejahatan kakak-kakaknya. Demikian pula kita walaupun dalam ketaatan, tidak akan lepas dari kesulitan dan hal-hal yang menyakitkan.

Ketika kita mengalami hal-hal pahit, seringkali kita bertanya, “Di manakah Engkau Tuhan? Mengapa Engkau diam saja?”

Padahal dalam Mazmur 23:4 ditulis, “Sekalipun aku berjalan dalam lembah Engkau besertaku. Aku jadi tidak takut bahaya. Sekalipun aku hidup dalam kekelaman, gada Mu dan tongkat Mu menjaga dan menghibur aku”.

Maka seharusnya kuat kuasa Tuhan menggantikan kekhawatiran, penghiburan Tuhan menggantikan ketakutan, dan iman kepada Tuhan menggantikan kekecewaan.

Apa yang Tuhan rencanakan bagi Yusuf sudah diberikan gambarannya kepada Yusuf melalui dua mimpinya tetapi proses pencapaiannya yang panjang dan berat tidak diungkapkan kepadanya.

Jadi pilihannya adalah;

1. membiarkan apa yang tidak diungkapkan oleh Allah dan tidak kita pahami menghancurkan apa yang diungkapkan oleh Allah untuk kita mengerti.

atau

2. memegang erat yang Allah ungkapkan didalam menjalani proses yang tidak terjelaskan yang membawa kita kepada penyempurnaan rencana Allah.

Seharusnya kita memegang erat janji Allah dalam menjalani segala hal yang tidak kita pahami.

Itulah Iman !

Masih punya dua kali kesempatan lagi…?!?

Kamis, 5 Maret 2009.

Malam Deta mengeluh badannya ngilu dan sakit semua, sempat dipijit sebentar lalu tertidur.

Jumat, 6 Maret 2009.

Pagi-pagi Deta panas tinggi disertai pusing, terpaksa ijin sekolah walau masih dalam jadwal midtest. Sepanjang hari panas hanya turun sebentar bila diberi parasetamol.

Sabtu, 7 Maret 2009.

Masih panas. Dokter memberi antibiotik untuk tenggorokan yang sakit dari beberapa hari lalu disertai bekal surat pemeriksaan laboratorium jika masih panas dalam beberapa hari kedepan. Pressure test belum menunjukan tanda-tanda demam berdarah.

Minggu, 8 Maret 2009.

Masih panas, antibiotik cukup menolong sore throat tapi demam tetap ada.

Senin, 9 Maret 2009.

Public holiday. Semua laboratorium tutup. Tiada pilihan selain UGD rumah sakit. Rupanya bukan aku satu-satunya yang berpikiran demikian, UGD penuh dengan pasien. Dari pemeriksaan Hematokrit lengkap dan thrombosit yang diminta dokter jaga, aku minta ditambah Widal test dan SGPT/SGOT.

Deta kubawa pulang karena banyak pasien lain yang butuh bed disana lebih dari dia yang masih gagah perkasa.

Tengah hari saat bersiap berangkat mengantar Dio ke Bandung, kabar dari RS tentang hasil lab Deta, Thrombosit 104 ribu dengan SGPT dan SGOT duaratusan. Akhirnya hanya Yu yang mengantar Dio ke Bandung, aku menemani Deta di rumah.

Selasa, 10 Maret 2009.

Pagi itu kuraba kepala Deta….panasnya sudah turun. Sempat kuduga dia sudah melalui masa demamnya, dia sembuh atau ini gejala “pelana” Dengue Fever?

Untuk memastikan Deta periksa darah lagi. Selain hitung Thrombosit juga IgG dan IgM seharusnya sudah dapat terbaca karena ini sudah hari kelima.

Pukul 14 aku berangkat mengantar Ditto ke Bandung karena Yu cukup kelelahan semalam. Perjalanan pulang dari Bandung jam 19.00 semalam baru tiba di Jakarta pukul 01.30 dalam macet yang parah mulai dari pintu Pateur tol Padaleunyi hingga tol Cikampek. Efek long week end.

Baru dua jam perjalanan menuju Bandung, Yu mengabarkan hasil lab yang masuk via fax. Thrombosit 72 ribu dan IgG, IgM positif Dengue sekunder. Lagi? This is her second times. Yu memutuskan membawa Deta ke rumah sakit, dirawat inap. Teddy is a giant help to him, dia temani sampai Yu pulang diganti Wih yang menjaga Deta.

Aku sempat mengikuti pembekalan Ditto dan Dio pada pembukaan pelatnas di Bandung sembari menunggu rush hour berlalu. Pukul 18.30 baru mulai perjalanan pulang ke Jakarta.

Tiba di rumah sudah 21.30, aku berkemas dan berangkat lagi ke RS. Di kamar perawatan aku melihat muka Deta yang segar, cengengesan, sumringah sedang menonton cable TV …hehe..he..ga ada tampang sakit sama sekali. Great! Dia stabil. I’m exausted.

Rabu, 11 Maret 2009.

Dokter yang visit mengatakan kalau dia cukup stabil, masih bisa makan dengan temperatur tubuh 36 derajat, walau hari ini Thrombosit turun lagi ke 46 ribu.

You know what? Secara bercanda dokter bilang kalau yang dua tahun lalu dan yang sekarang merupakan dua strain Dengue yang berbeda jadi Deta masih bisa berkesempatan untuk 2 kali lagi mengalami 2 strain Dengue yang lain karena sudah memiliki kekebalan terhadap 2 strain yang pernah menginfeksi dia…(dengan catatan kalau strainnya ga nambah lagi lol?…)

Hah?!? Emang doyan?

Malam ini Yu yang menemani Deta di RS, aku pulang jam 23.30 untuk istirahat di rumah.

Kamis, 12 Maret 2009.

Pagi sempat mengantar Ditto ke Rasuna Said untuk menghindari three in one, dari sana langsung di drop ke RS.

Hasil penghitungan Thrombosit pagi ini mulai naik ke 73 ribu….wheeew.. akhirnya berlalu…trend mulai naik.

Dokter menjanjikan bisa pulang kalau pemeriksaan esok mencapai 100 ribuan.

Terima kasih Tuhan.

Jumat, 13 Maret 2009.

Last night was an awful night. Pencernaan aku yang sudah mulai ngambek dari kemarin siang makin menjadi-jadi hingga mengamuk semalaman, sampai pukul 4 pagi bolak balik ke toilet, I can barely rest.

Jam 9 hasil penghitungan Thrombosit sampel tadi pagi sudah keluar… 143ribu….Bisa pulang!!!

Tinggal tunggu dokter untuk dapat clearance.

Proses administrasi baru selesai hingga jam 2 lewat lalu beranjak pulang. Begitu mobil masuk ke rumah, Deta langsung menghilang….ke kamar mandi… Ternyata sejak diopname dia mengidamkan kesempatan bisa keramas… hehe….idaman yang aneh….

Birthday

Dio mengirim sms ini dari Bandung on my birthday….

An apple takes a long time before it can be eaten.

And then there’s peach which hangs a long time just to sweeten.

When a piece of cheese has aged they say it is at its best.

And wine must sit for a long time to pass the vintage test.

Nearly everything takes time to reach its best.

So don’t think yourself as older.

You’re just getting better.

Happy birthday

Mungkin kalimat-kalimat ini bukan buah pikirannya sendiri, but I don’t care. Kata-kata ini bicara banyak buat ku, he knows me very well.

It is very sweet of him to send me this sms.

Thank you son,

Luv ya!